Pujian ini sekaligus menjadi 'tamparan' buat kedua pasangan ganda putri Indonesia itu.
Sabtu, 25 Juni 2011, 17:25 WIB
Amril Amarullah, Zika Zakiya Vita Marissa
Di mata pasangan Jepang, Vita menjadi momok yang menakutkan bagi mereka. Sebab, perempuan mantan pasangan duet Liliyana Natsir ini menjadi benteng sekaligus serangan yang mematikan.
"Vita main lebih baik. Dia tidak tinggi mengarahkan bola, namun memiliki teknik yang lebih baik," kata pemain Jepang, Reika selepas pertandingan.
Sedangkan pasangan Jepang lainnya, Mizuki menyatakan, Vita yang perlu diwaspadi lantaran tembakannya yang mematikan. "Vita itu seperti tembok, ketika dia ke depan, kami bisa menebak dia akan jadi tembok yang sulit diatasi," jelas Mizuki.
Pujian ini sekaligus menjadi 'tamparan' buat Nadya yang memang terhitung pemain muda dan baru dipasangkan dengan Vita. Meski demikian, Nadya merasa pujian pasangan Jepang itu memang sesuai kenyataan.
"Nadya itu kan baru, sedangkan saya sudah cukup lama bermain. Biasanya saya pasangan sama Butet (sapaan Liliyana) di mana persaingannya lebih ketat," kata Vita soal penampilan Nadya.
Vita/Nadya juga merasa kaget bisa lolos ke final. Sebab, mereka merupakan duet baru yang sebelumnya tidak diperhitungkan dan masih mencari kecocokan. Namun, sesudah melangkah ke final dengan cukup mudah, mereka merasa sudah ada chemistry yang terjadi.
"Sampai ke final, chemistry-nya sudah ada. Apalagi Nadya staminanya juga bagus, jadi saya merasa aman main di depan," kata Vita. (art)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar